KONVERMEX, OBAT ANDALAN KELUARGA ATASI CACINGAN
Hallo bun, siapa nih yang anaknya sedang aktif-aktifnya bermain dan sudah melakukan aktifitas diluar rumah seperti keluargaku... Karna sudah new normal, banyak sekali anak-anak didaerahku tinggal yang sudah bermain diluar rumah. Tau dong kalau anak-anak bermain diluar pasti ga jauh dari main tanah dan main bola sama temen-temennya. Meski sudah banyak yang melakukan aktifitas diluar rumah, jangan lupa untuk selalu memakai masker, membawa handsanitizer, tisu basah dan perlengkapan lainnya ya bun...
Apalagi untuk anak-anak dan orang dewasa yang dari luar rumah, wajib banget
nih sebelum masuk kedalam rumah cuci tangan pakai sabun sampai bersih dan ganti
pakaiannya sebelum memegang keluarga dirumah ya. Ga mau dong virus dari luar
ikut masuk kedalam rumah... Yang ada nanti jadi sakit, jadi kita juga harus
saling menjaga keluarga kita ya...
Semenjak adanya pandemi keluargaku jadi makin menjaga kebersihan dirumah
termasuk menjaga kebersihan diri, bahan makanan dan mainan anak. Anakku itu
sudah aktif bermain dan suka memasukkan barang apapun ke mulutnya, kalau
barangnya kotor kan bahaya juga ya bun. Sama halnya dengan bahan makanan, kalau
kita nyucinya ga bener-bener bersih takut ada telur cacingnya dan lain-lain.
Kalau mainannya kotor terus sampai masuk kedalam mulut anak, itu bisa
membuat anak kita cacingan bahkan bisa terjadi stunting. Cacingan bisa terjadi melalui
kontak langsung dengan tanah, air, makanan, kotoran, handle pintu dan tangan yang
terdapat larva cacing. Kemudian tidak mencuci tangan dengan sabun sampai bersih
mengakibatkan ikut tertelannya larva melalui mulut. Sebagian besar infeksi
cacingan masuk melalui mulut, meski ada juga yang masuk melalui pori-pori.
Penyebab cacingan tergantung pada jenis cacing yang masuk kedalam tubuh
antara lain cacing gelang (ascaris lumbricoides), cacing kremi (enterobius
vermicularis), cacing tambang (necator americanus dan ancylostoma duodenale)
serta cacing pita. Didalam tubuh manusia, cacing mengambil nutrisi dari makanan
yang masuk dan dari jaringan tubuh manusia termasuk darah. Itulah sebabnya,
penyakit cacingan dapat menyebabkan kehilangan darah yang lama-kelamaan menjadi
anemia.
Asupan berbagai nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, dan vitamin A
juga akan berkurang, sehingga penderita cacingan dapat mengalami kekurangan
nutrisi (malnutrisi). Hal ini mengakibatkan tubuh penderita cacingan menjadi
kurus dan mudah lelah. Bila terjadi pada anak-anak, kurangnya nutrisi akibat
cacingan akan mengganggu proses tumbuh kembang anak atau disebut juga stunting.
Selain menyebabkan anemia dan malnutrisi, jenis cacing tertentu juga dapat
menyebabkan diare dan disentri.
Ga mau dong kita dan anak kita terkena cacingan... Lalu apa aja sih
gejalanya? Gejalanya itu sakit perut, perut kembung, diare, mual, muntah,
kelelahan, disentri, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, gatal
disekitar anus dan juga terdapat cacing ditinja. Setelah tau gejalanya, gimana
cara mencegahnya?
-
Menjaga
kebersihan tubuh, lingkungan dan makanan. Sama halnya seperti keadaan kita saat
pandemi covid ini. Kalau kita bisa menjaga kebersihan, kita bisa terhindar dari
kuman dan bakteri. Jadi, yuk kita saling jaga kebersihan agar tidak saling
menularkan cacingan dan virus lainnya.
-
Rutin
berolahraga. Melakukan olahraga setiap hari tentu akan membuat badan kita
menjadi lebih sehat dan kuat, serta membantu tidur menjadi lebih nyenyak. Jadi membantu
menyerap asam amino yang berpengaruh pada tumbuh kembang. Olahraga juga dapat
memperkuat metabolisme tubuh dengan membakar kalori yang mampu menurunkan berat
badan berlebih.
-
Rutin
minum obat cacing setiap 6 bulan sekali. Mencegah lebih baik daripada
mengobati. Minum obat cacing setiap 6 bulan sekali ditujukan untuk pengobatan
bagi yang mengalami cacingan dan sebagai pencegah. Jangan hawatir ya bun,
dokter menganggap obat cacing untuk 6 bulan sekali aman dikonsumsi karena
bersifat tunggal. Oya, bukan cuma anak-anak saja tetapi orang dewasa juga harus
minum obat cacing karena semua berpotensi terinfeksi dan menularkan cacingan.
Aku dan adik-adikku itu badannya kurus, susah untuk naikin berat badan
sampai sering dibilang “cacingan kali, coba minum obat cacing”. Dulu itu belum
gencar-gencarnya harus minum obat cacing setiap 6 bulan sekali, jadi baru minum
saat ada yang menyarankan dan lupa bulan apa terakhir minum obat cacing.
Gejala yang aku alami itu susah naik berat badan dan suka gatal di bagian
anus cuma ga pernah ada cacing di tinja, kalau adik aku gejalanya susah naik berat
badan, sakit perut dan ga nafsu makan. Karna takut cacingan dan tertular jadi
semuanya minum obat cacing deh, sampai di tulisin dikalender minumnya bulan
apa, katanya biar ga kelewat.
Nah, obat cacing andalan keluargaku itu Konvermex karena sangat lengkap,
ada yang untuk anak-anak dan juga orang dewasa. Konvermex mengandung bahan
aktif pyrantel pamoate yang dapat melumpuhkan cacing dengan cara
mendepolarisasi senyawa penghambat neuromuskuler dan mengeluarkannya dari dalam
tubuh tanpa memerlukan pencahar. Konsumsi Konvermex tiap 6 bulan sekali bisa
dijadikan sebagai bagian dari gaya hidup sehat loh...
Konvermex obat cacing keluarga terdapat beberapa jenis, antara lain :
-
Konvermex
125 dalam bentuk suspensi (rasa jeruk), obat cacing untuk anak
-
Konvermex
125 dalam bentuk tablet, obat cacing untuk anak
-
Konvermex
250 dalam bentuk suspensi (rasa vanila), obat cacing orang dewasa
-
Konvermex
250 dalam bentuk kaplet, obat cacing orang dewasa.
Produk Konvermex suspensi juga dilengkapi dengan gelas takar, jadi ga perlu
repot ambil sendok. Selain variannya yang lengkap, baik untuk anak-anak dan
juga orang dewasa. Konvermex ini bisa dibeli di apotek atau e-commerce,
harganya terjangkau dan ramah dikantong. Kemarin itu aku beli Konvermex 125
suspensi seharga 15.000 dan Konvermex 250 suspensi seharga 20.000 (harga bisa
berbeda di tiap apotek dan daerah). Rasanya cocok dilidah anak-anak dan orang
dewasa, serta diproduksi oleh produsen obat terpercaya.
Udah ga ragu lagi kan dengan Konvermex, obat cacing keluarga! Tetap selalu
menerapkan pola hidup sehat ya bun... Terimakasih sudah membaca ceritaku kali
ini
<div><a
href="https://id.revu.net/link/p/5efc996c5f695238504047"
target="_blank"><img
src="https://io.id.revu.net/post/5efc996c5f695238504047.5ee0e49064761122163404.revu"/></a></div>
0 komentar